Minggu, 08 Februari 2009

Ikut mama

Suatu hari sepasang suami istri yang sudah dikaruniai tiga anak, bertengkar hebat. Anak pertama berusia 5 tahun, anak kedua 3 tahun dan anak ketiga masih menyusu pada ibunya. Saking hebatnya pertengkaran itu, piring, gelas dan peralatan rumah tangga lainnya beterbangan dan pecah. Karena istrinya tidak tahan lagi, "Pa, kalau begini terus lebih baik kita cerai! Aku sudah nggak tahan lagi melihat tingkah laku papa!", seru istrinya dengan suara yang keras dan emosi tinggi sambil membanting piring ke lantai. Tidak mau kalah si suami pun membalas dengan suara keras dan penuh emosi tinggi sambil memecahkan gelas ke lantai, "Baik.. baik...! Kalau itu kemauanmu, silahkan kita cerai! Oke, sekarang kita tanya anak-anak, sama siapa nanti ikut! Apa sama saya atau sama kamu!!!". Lalu si suami bertanya pada anak-anaknya sambil membentak dengan di iringi emosi yang masih tinggi, "Ana.. kamu pilih mama atau papa..?". Jawab si Ana dengan lembut dan sopan, "Aku ikut mama..". "Ani.. kamu..?". Jawab Ani pula, "Ikut mama!!!". Karena anak ketiga belum bisa bicara, sambil membentak dengan penuh emosi, "Semua ikut mama, tidak ada yang ikut papa..! Kalau gitu papa ikut mama juga lah!!!!". Istrinya pun langsung jatuh pingsan mendengar mendengar jawaban suaminya tersebut.

Jawaban Sebuah Doa

Seorang wanita sedang bekerja ketika ia menerima telepon bahwa anak perempuannya sakit karena demam. Ia meninggalkan pekerjaannya dan mampir di apotek untuk membeli obat untuk anaknya.

Ketika kembali ke mobilnya, ia menyadari bahwa kunci mobilnya tertinggal dalam mobil. Padahal ia terburu-buru pulang untuk melihat keadaan anaknya yang sakit.

Ia tak tahu apa yang harus dilakukan, jadi ia menelepon rumah dan mengatakan apa yang terjadi kepada pengasuh anaknya, bahwa ia tak tahu apa yang harus dilakukannya. Si pengasuh anak berkata bahwa keadaan anaknya bertambah buruk.

Ia berkata, "Carilah sepotong besi dan pakailah untuk membuka pintu mobil."

Wanita itu mencari-cari dan menemukan besi tua berkarat yang telah dibuang, mungkin oleh orang yang kunci mobilnya juga tertinggal di dalam mobil. Kemudian ia mengamati besi itu dan berkata, "Aku tidak tahu bagaimana menggunakannya."

Jadi ia menunduk dan mohon agar Tuhan memberikan pertolongan. Dalam lima menit, sebuah mobil tua rongsok yang dikendarai oleh pria dekil, kotor, dan berjanggut yang mengenakan ikat kepala lusuh bergambar tengkorak, menepi.

"Apakah ia yang Kau kirim untuk membantuku?" pikir wanita itu. Tapi, ia putus asa, jadi ia sangat bersyukur atas siapapun yang dikirim Tuhan.

Pria itu keluar dari mobilnya dan menawarkan bantuan. Wanita itu berkata, "Ya, anakku sakit. Aku mampir ke apotek untuk membeli obat dan kunci mobilku ketinggalan di dalam mobil. Aku harus segera pulang. Tolong, bisakah kamu menggunakan besi ini untuk membuka pintu mobilku?"

Pria itu berkata, "Tentu saja." Ia menghampiri mobil itu dan kurang dari semenit, pintu mobil itu terbuka.

Wanita itu memeluk si pria dan sambil menagis ia berkata, "Terima kasih banyak! Kamu orang yang sangat baik."

Si pria menjawab, "Nyonya, saya ini bukan orang baik, saya baru saja keluar dari penjara hari ini. Saya dipenjara karena pencurian mobil dan baru saja menghirup udara segar selama sekitar satu jam."

Si wanita itu memeluk pria itu lagi dan dengan air mata yang mencucur, ia berteriak keras, "Oh, terima kasih, terima kasih, Tuhan! Engkau bahkan mengirimkan seorang yang profesional dalam hal ini."